Gatensi Optimis Konstruksi Masuk 3 Besar Penyumbang PDB

Adhitya Himawan Selasa, 11 Juli 2017 | 19:01 WIB

Optimisme di sektor ini mengemuka berkat gencarnya pembangunan infrastruktur di
seluruh Tanah Air.

Gabungan Ahli Teknik Nasional Indonesia (Gatensi) berharap sertifikasi terhadap
pekerja konstruksi Indonesia terus diperluas. Sertifikasi ini dinilai dapat meredam
masuknya tenaga kerja asing (TKA) di Tanah Air. Hal tersebut diutarakan Ketua
Umum Gatensi Ir Bambang Rahmadi pada Musyawara Nasional (Munas) Badan
Pengurus Pusat Gatensi (BPP Gatensi) di Jakarta Selatan, Senin (10/7/2017).
“Kita berharap sertifikasi ini dapat meredam masuknya tenaga kerja asing ke
dalam negeri, utamanya di sektor konstruksi,” ujar Bambang. Dia mengatakan,
pihaknya berharap tahun ini sertifikasi terhadap tenaga kerja konstruksi mencapai
satu juta tenaga kerja. Dalam beberapa tahun ke depan sertifikasi dapat
mencapai tujuh juta sertifikat. “Bekerjasama dengan pemerintah, kita harapkan
tersertifikasi sebanyak tujuh juta dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Bambang.

Pada Senin (10/7/2017) BPP Gatensi menggelar Munas Pertama di Hotel
Grandhika, Jakarta Selatan. Munas kali ini diikuti oleh 16 pengurus daerah yang
telah terbentuk. Diharapkan hingga akhir tahun telah terbentuk kepengurusan
Badan Pengurus Daerah di semua provinsi di Tanah Air. Munas kali ini
mengangkat tema Peningkatan dan Penguatan Profesionalisme Tenaga Ahli
Terampil Dalam Rangka Meningkatkan Kualitas dan Daya Saing Jasa Konstruksi
Indonesia.
 
Bambang menambahkan, sertfikasi ini dapat meredam masuknya tenaga kerja
asing, termasuk tenaga kerja tidak terampil (unskill labour). Sebab, dengan
adanya kewajiban bagi setiap perusahaan mempekerjakan karyawan yang
bersertifikat, maka sertifikasi akan mempersulit tenaga kerja asing
tersebut.”Nanti kan tinggal dilakukan sweeping, yang tidak bersertifikat
dikembalikan ke negaranya,” ujar Bambang.
Bambang mengatakan, sertifikasi kepada tenaga kerja lokal sangat strategis
untuk memastikan lapangan kerja yang tersedia benar-benar diisi oleh tenaga
kerja lokal. Sebab tingkat pengangguran di dalam negeri sendiri masih sangat
tinggi. “Jangan sampai, yang unskill labour juga masuk ke Indonesia,” pungkas
Bambang.    
Bambang optimistis sektor konstruksi akan tumbuh dengan baik ke depan. Sebab
itu mesti ditopang oleh kecukupan pasokan tenaga kerja konstruksi yang
tersertifikasi di dalam negeri. Optimisme di sektor ini mengemuka berkat
gencarnya pembangunan infrastruktur di seluruh Tanah Air.
Sebagaimana diketahui dari periode 2015 hingga 2019 pemerintah menargetkan
 membangun sebanyak 15 bandara baru, 24 pelabuhan, 2.650 km jalan nasional,
1.000 km jalan tol, 3.258 km jalur kereta api, dan 60 pelabuhan penyeberangan.
Sebab itu pemerintah membutuhkan dana pembangunan infrastruktur sebesar Rp
5.519 triliun.

Bambang optimistis sektor konstruksi akan kembali masuk dalam tiga besar
penyumbang Produk Domestik Bruto nasional tahun ini. Meski, pada kuartal I-
2017 sektor ini hanya di posisi ke-enam penyumbang PDB.  Sebagaimana
diketahui sektor informasi dan komunikasi menjadi sektor dengan pertumbuhan
tertinggi pada kuartal I 2017. Sektor ini tumbuh 9,01 persen dibanding periode
yang sama pada tahun sebelumnya. Selanjutnya, sektor transportasi dan
pergudangan tumbuh 7,65 persen dan menempati urutan kedua. Sedangkan
sektor pertambangan dan penggalian justru mengalami perlambatan sebesar 0,49
persen. Kesehatan 7,13 persen diurutan ketiga, disusul pertanian/perikanan
sebesar 7,12 persen, Jasa Perusahaan 6,8 persen, dan konstruksi sebesar 6,26
persen diurutan keenam.
Pada 2017, pemerintah mengalokasikan total belanja infrastruktur sebesar Rp 387
triliun dan sebesar Rp101,4 triliun  dikelola oleh Kementerian PUPR. Kementerian
PUPR melakukan pelelangan dini sejak tahun lalu dan hasilnya hingga Januari
2017 sebanyak 2.768 paket telah terkontrak dengan nilai Rp41,4 triliun.

LINK :
https://www.suara.com/bisnis/2017/07/11/190115/gatensi-optimis-konstruksi-masuk-3-besar-
penyumbang-pdb

Leave a Comment